`

`

manusia dan potensi

Sunday, October 23, 2011

MANUSIA
DAN
POTENSI YANG DIMILIKINYA



TUGAS ILMU SOSIAL DASAR

NUR FARIDA IRMAWATI
1IA03
55411299


UNIVERSITAS GUNADARMA
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah ISD dengan membahas manusia dan potensinya dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Dosen mata kuliah ISD yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
  2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
  3. Dan teman-teman yang membantu memberikan berbagai informasi selama pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Oktober, 2011

      Penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................  i
Kata Pengantar ............................................................................................  ii
Daftar Isi .....................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................  1
B.    Tujuan ..............................................................................................  1
BAB II ISI
A.    Manusia dan potensinya ..................................................................  2
B.     Potensi-potensi yang telah diberikan oleh Tuhan ............................  4
C.     Kemampuan manusia ......................................................................  9
D.    Karakteristik manusia sebagai makhluk social ................................  11
E.     Interaksi sosial dan sosialisasi .........................................................  13
F.      Bentuk dan pola sosialisasi .............................................................  14
BAB III
PENUTUP ..................................................................................................  15
KESIMPULAN ..........................................................................................  15
SARAN ......................................................................................................  15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................  16

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Potensi manusia dewasa ini semakin benyak yang harus digali. Di karenakan kamejuasn teknologi sehingga berdampak juga kepada manusia itu sendiri. Dengan keadaan seperti ini manusia harus pintar-pintar mengatur dirinya sendiri agar tidak terjebak di lubang hitam. Manusia dengan kelengkapan dari semua aspek yang telah diberikan Tuhan.YME, dapat melakukan pengebangan sesuatu dengan begitu cepat. Contohnya, perkembangan teknologi, teknologi adalah buatan manusia yang terus di kembangkan agar lebih memudahkan pekerjaan manusia itu sendiri. Dan itu mempunyai dampak positif dan negative. Maka dari itu di sini saya akan melakukan penguraian tentang “Manusia dan Potensi yang Dimilikinya.”

B.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah "Manusia dan Potensi yang Dimilikinya" ini adalah agar dapat mengenal dan mengetahui pentingnya potensi manusia dalam kehidupan kita, dan juga dapat mempelajari tentang potensi jasmani (fisik), rohani (spiritual) dan akal budi (mind) serta menghargai potensi dirinya yang telah diberikan oleh Tuhan. Selain mengenal dan mengetahui juga mahasiswa dituntut juga untuk melakukan penerapannya dalam kehidupannya sehari - hari, di lingkungan keluarga, kampus, masyarakat dan lainnya.





BAB II
ISI
A.    Manusia dan potensinya
Sejak lahir ke dunia, manusia memiliki tiga potensi. Yaitu potensi jasmanai, rohani dan akal. Adapun munculnya manusia-manusia yang menjadi subjek eksploitasi, adalah karena tidak seimbangnya “kesehatan” tiga potensi tersebut.
1.      Potensi Jasmani
Tentang potensi jasmani,  antara orang – orang merdeka dan yang tereksploitasi, sesungguhnya memiliki bekal fisik yang sama. Kedua tangan, kaki, mata, telinga dan mulut. Indera-indera tersebut ibarat pasukan-pasukan hebat yang siap memenangkan pertempuran yang kita perintahkan. Allah ta’ala berfirman, “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-Mukmiin : 78) Mengenai struktur tubuh manusia tidak ada bedanya antara orang yang satu dengan orang yang lain, jika dilihat dari struktur organ dan fungsinya, apapun warna, bentuk dan penampilannya. Masing-masing mempunyai mata, ati empedu serta anggota tubuh yang lain, setiap anggota tubuhnya terdiri atas sel-sel yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga manusia perlu makan , bernafas, bergerak,tidur dan istirahat. Kenyataan bahwa tubuh manusia memerlukan benda tertentu adalah khasiyyat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (al-hazah al-udhuwiyah). Kebutuhuan jasmani ini memerlukan pemenuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia perlu kondisi, benda dan aktifitas tertentu.
Kondisi yang diperlukan oleh tubuh manusia antara lain seperti tidur, istirahat dan suhu udara tertentu, sedangakan benda yang diperlukan antara lain seperti makanan, minuman dan udara (oksigen), sedangkan aktivitas yang dilakukan antara lain seperti makan, bernafas, buang hajat dan sebagainya. Inilah kebutuhan jasmani manusia . Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang lahir karena pengaruh kerja struktur organ tubuh manusia. Makanan adalah benda yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, karena zat tertentu yang terdapat dalam makanan tersebut memang sesuai untuk kebutuhan tubuh. Jika zat yang dibutuhkan oleh tubuh tersebut tidak terpenuhi, maka tubuh manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan. Dari sinilah biasanya penyakit datang, Inilah gambaran mengenai kebutuhan jasmani. Contoh dari kesempurnaan jasmani ini adalah Nabi Muhammad.SAW. Saya sering mendengarkan bahwa beliau lebih unggul dari pada menusia lain tidak hanya jasmani tetapi juga rohani dan akalnya. Maka dari itu kita seharusnya mengikuti jejak beliau. Sebenarnya ketiga potensi tersebut masih bisa di gali sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat berguna di dunia dan akhirat.

2.      Potensi Rohani
Potensi rohani merupakan salah satu potensi yang secara tidak langsung mengandung “habluminallah” atau hubungan kita dengan sang pencipta, Allah.SWT. Potensi ini juga cukup berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dikarenakan potensi ini tidak bisa di lihat dengan mata biasa tapi bisa kita rasakan. Banyak orang menyebut ini adalah “aura”. Aura merupakan bentuk dari inerbeauty hati yang hanya dapat di rasakan oleh hati. Kerohanian seperti yang saya jelaskan termasuk berhubungan dengan sang pencipta. Ini berarti potensi rohani dapat kita gali lebih dalam lewat agama yang kita anut. Semakin kita kuat atas dasar rohani kita maka kita akan lebih kuat dalam menghadapi cobaan yang ada.
Dalam dunia islam, dzikir adalah salah satu cara agar rohani kita dapat tenang. Ketika kita kita pejamkan mata lalu mengucapkan dzikir dengan penuh konsentrasi maka dengan sendirinya kita akan merasa tenang . kita dapat merasakan bahwa kita sangat dekat dengan Allah.SWT. bahkan terkadang kita meneteskan air mata. Disini tidak hanya dalam sekejap kita merasakan itu. Kalau kita memahami apa yang terkandung dalam setiap bacaan dzikir. Dengan sendirinya dapat menjadi sebuah perbuatan nyata. Maksudnya, apabila rohani kita benar-benar dekat dengan sang pencipta, prilaku dalam dunia sebenarnya akan menjadi positiv. Walaupun kita juga tidak menyadari. Itu hanya awal dari kekuatan atau potensi rohani kita. Selanjutnya terserah kita, dapatkah kita mempertahankan rohani yang tenang dan suci ini atau tidak. Dan semua kembali kedalam nalar atau akal kita.

3.      Potensi Akal
Allah.SWT menciptakan kaum khalifah atau manusia berbeda dengan binatang. Karena kita diciptakan lengkap dengan akal. Allah.SWT menciptakan akal pada manusia dengan tujuan agar manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.  Potensi akal kita sangatlah besar. Dengan akal kita dapat menciptakan teknologi seperti sekarang ini. Tetapi terkadang akal yang diberikan oleh Sang Pencipta tidak di gunakan dengan baik oleh manusia. Mereka lebih banyak terdorong oleh hawa nafsu.ketika hawa nafsu sudah pekat mengotori akal kita. Maka, hanya menunggu waktu akan hancurnya peradaban manusia itu sendiri Begitu dasyatnya potensi akan akal kita sehingga banyak ide-ide brilian yang tercipta. Dimana kadang malah mereka sediri yang hancur.

B.     Potensi-potensi yang diberikan oleh Tuhan
Kata fitrah sebenarnya ada beberapa pengertian, tidak selamanya diartikan seperti kertas putih yang tidak ada noda. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Hasan Langgulung (Allahyarham), bahwa Allah menyertakan kepada anak yang baru lahir itu “fithrah“, yang diartikannya sebagai potensi. Jadi menurutnya, bahwa anak manusia tidak lahir dalam keadaan kosong, melainkan membawa potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut adalah 99% kemungkinan Asmaul Husna. Misalnya, Ar-Rahman (Maha Pengasih). Kalau yang dikembangkan bersama-sama dengan keluarga dan masyarakatnya adalah Ar-Rahman, maka Ar-Rahman itulah yang kemudian tampil dalam kehidupannya. Tetapi jika yang dikembangkan adalah Al-Qahhar (Maha Perkasa), maka kemungkinan anak tersebut akan menjadi orang yang keras.
Sejak kita berada di dalam rahim, Allah telah menanamkan ketauhidan kepada kita. Allah juga merekam semua apa yang kita kerjakan di dalam hidup ini. Suatu saat nanti, semua yang telah kita lakukan itu akan diperlihatkan kepada kita.
Di dalam Surah Al-Israa disebutkan:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (Q.S. Al-A’raaf: 172)
Ketika berada di dalam rahim itu 120 hari, maka ditiupkan ruh. Terjadi konsepsi kehidupan manusia. Pada saat itu ruh itu ditanya: Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Kita memang tidak sadar ketika itu, dan memang dibuat kita tidak merasa, karena kalau kita sadar, maka yang kasihan adalah si ibu. Allah menjadikan kita tidak sadar di dalam rahim agar tidak menyengsarakan si ibu. Tetapi terjadi dialog itu.
Kemudian kita dibekali berbagai potensi. Ketika kita lahir, yang pertama diberikan oleh Allah adalah “al-gharizah” (insting). Insting tersebut yaitu berupa tangisan. Tangisan merupakan hidayah Allah yang pertama kali diberikan kepada kita. Ketika ada seorang anak manusia yang terlahir tidak ada suaranya, maka itu merupakan tidak adanya tanda-tanda kehidupan. Tangisan pada bayi menunjukkan adanya kehidupan.
Tetapi, insting ini sangat terbatas. Insting adalah sesuatu yang bisa dikerjakan tanpa dipelajari.
Dalam tafsirnya, Prof. Dr. Ahmad Mustafa Al-Maraghi menyatakan, bahwa Allah memberikan kepada manusia lima hidayah sebagai modal hidup, yaitu:

Pertama, gharizah (insting).
Dibandingkan dengan manusia, ternyata ada hewan yang instingnya lebih hebat daripada manusia. Misalkan, bebek ketika lahir langsung bisa berenang. Jadi, kalau kita mengandalkan insting, maka kita kalah dengan hewan. Jadi, kita tidak bisa hanya mengandalkan insting.

Kedua, indera.
Di dalam psikologi, ternyata indera itu tidak hanya sebanyak lima, melainkan banyak. Antara lain ada indera keseimbangan yang berada di lorong telinga, dan juga indera kinestetik yang berada di persendian. Karena itulah, kita bisa duduk dan bisa berdiri karena indera kinestetik kita bekerja. Kalau indera kinestetik ini tidak bekerja, maka kita tidak bisa berdiri, tidak bisa berjalan, dan sebagainya. Karena itulah, orang yang sedang pingsan, maka ia akan terjatuh, karena indera kinestetisnya tidak bekerja. Dan masih banyak lagi. Indera diperlukan. Tapi kalau hanya indera saja yang diandalkan, maka kita kalah dengan binatang. Indera penglihatan tikus dan elang lebih hebat dari kita. Indera penciuman anjing juga lebih hebat dari manusia. Jadi, kita tidak bisa mengandalkan indera saja.

Ketiga, akal.
Akalpun ternyata tidak bisa diandalkan. Manusia diberikan akal oleh Allah, dan dikatakan juga bahwa hewan tidak diberikan akal oleh Allah. Tetapi di dalam ilmu psikologi disebutkan, bahwa inteligensi hewan itu ada, namun sangat kecil dan sangat rendah dibandingkan dengan manusia. Yang paling tinggi dan mendekati manusia tingkat inteligensinya adalah simpanse. Di Ragunan, satu-satunya hewan yang mempunyai meja makan, ada piringnya, dan juga ada kursinya adalah simpanse. Di Jerman ada seorang dokter yang mempekerjakan simpanse untuk memberi kartu kepada pasien-pasiennya yang datang. Di Perancis ada simpanse yang dipekerjakan untuk memunguti telur-telur ayam pada suatu peternakan. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh simpanse itu tidaklah seperti apa yang bisa dilakukan oleh manusia. Tapi dalam hal ini, simpanse lebih tinggi inteligensinya dibandingkan dengan hewan yang lain.
Kalau kita mengandalkan akal pikiran, ternyata tidak semuanya bisa dijawab. Misalkan ditanyakan, angka berapa yang paling kecil? Ada yang mengatakan 1, ada juga yang mengatakan bahwa 0 lebih kecil dari 1. Kalau ditanyakan, lebih kecil mana dibandingkan dengan -1, maka akan ada yang mengatakan bahwa -1 lebih kecil dari 0. Jadi, minus berapakah yang paling kecil? Tenyata tidak terbatas. Akal kita tidak mampu menjawab ini. Artinya, bahwa tidak segala-galanya akal manusia itu mampu menyelesaikan masalah. Karena itulah, Allah memberikan kita hidayah yang keempat, yaitu hati (qalb).

Keempat, hati (qalb).
Hati (qalb) yaitu sebuah institusi yang ada dalam diri manusia, namun kita tidak tahu tempatnya di mana. Qalb inilah yang tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, orang beriman harus dengan hati, karena indera sering membohongi manusia.
Kalau seseorang melakukan suatu keburukan ataupun kejahatan, mungkin bisa disembunyikan dengan tingkah laku, tapi hati tak bisa dibohongi. Hati kita pasti berkata, “Aku berbohong.” Hanya qalb yang merupakan institusi yang tak pernah membohongi manusia. Di dalam hadis Rasulullah dikatakan:
Indikator suatu dosa itu dapat dilihat dari dua faktor: pertama, membuat suatu rasa yang lain di dalam hati. Setelah melakukan suatu dosa, kita pasti ada rasa yang lain, yaitu rasa bersalah di hati, karena hati tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, Allah senantiasa melihat qalb manusia, bukanlah pada penampilannya. Rasulullah menyatakan:
Allah tidak melihat mukamu, bukan melihat bentuk tubuhmu, tetapi yang dilihat adalah hatimu.
Tidak ada yang tahu hati kita, meskipun sebenarnya pada kehidupan kita biasanya kalau ada pohon yang rindang, maka akarnya itu kuat. Kalau ada orang yang amal ibadahnya bagus, istiqamah, konsisten, maka pasti di dalamnya juga bagus. Kalau kita konsisten melakukan amal ibadah, insya Allah iman yang bersemi di dalam hati kita ini memang kuat. Di dalam Alquran disebutkan, bahwaqalb itu adalah sesuatu yang bergerak. Disebut qalb yang itu adalah sesuatu yang bergerak, karena qalb itu biasanya bolak-balik. Tetapi bagaimana caranya agarqalb itu tidak bolak balik? Bagaimanakah caranya agar seperti kompas, di mana saja selalu menunjuk ke utara? Bagaimanakah caranya agar hati itu terus mu-allafun bil masajid? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu menghadap ke kiblat? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu terpaut (terikat) dengan masjid?
Qalb hanya dimiliki oleh manusia. Di dalam ilmu psikologi, perbedaan antara manusia dengan hewan itu bukan hanya pada akalnya, tetapi juga pada beberapa hal. Pertama, bahwa manusia mempunyai kepekaan sosial, sedangkan hewan tidak mempunyai kepekaan sosial. Munculnya kepekaan sosial itu karena ada hati (perasaan) kita. Kalau ada orang yang tidak mempunyai kepekaan sosial terhadap sesama manusia, berarti orang tersebut tidak mempunyai hati. Kedua, manusia mempunyai usaha dan perjuangan, yang ini juga merupakan hal yang membdakan manusia dengan hewan. Dari dulu, sarang yang dibuat oleh hewan itu selalu sama seperti itu saja bentuknya. Sedangkan manusia selalu terjadi perkembangan. Dahulunya manusia mungkin bertempat tinggal di gua, kemudian berkembang dengan membuat rumah di pohon, kemudian berkembang lagi dengan membuat rumah ataupun tempat tinggal yang nyaman lagi hingga seperti sekarang. Bahkan suatu saat nanti mungkin saja manusia akan tinggal di bulan ataupun ruang angkasa.


Kelima, agama (ad-din).
Kalau hanya hati saja, maka ketika dia merasa kasihan terhadap orang lain, bisa jadi semua hartanya diberikan kepada orang tersebut. Tetapi agama mengatakan, bahwa memberi sumbangan itu ada batas-batasnya, tidak boleh terlalu boros, juga tidak boleh terlalu kikir, melainkan berada di tengah-tengahnya. Agama lah yang mengatur demikian. Maka manusia diberi hidayah yang ke lima, yaitu hidayatul adyan (hidayah agama). Agama lah yang menjadi wasit (hakim).
Alquran menjadi wasit (hakim), pedoman hidup, sehingga bisa membahagiakan kehidupan dunia dan akhirat.
Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala).(HR. Bukhari)
Setelah Allah memberikan modal bagi manusia, maka selanjutnya adalah peranan orang tua dan lingkungan membentuk manusia tersebut. Karena kehidupan kita bukan hanya potensi yang dibawa ketika lahir, melainkan persentuhan antara lingkungan juga akan mewarnai dalam kehidupan. Allah tidak memberikan kepada kita ketika lahir langsung diwajibkan salat. Diberikan waktu untuk belajar, yaitu sampai masa baligh.
Oleh karena itu, mulai saat lahir (bahkan sebelumnya), kita sudah harus memberikan rangsangan-rangsangan keagamaan kepada anak kita. Allah sudah menyediakan potensi-potensi, maka fungsi selanjutnya adalah tugas kita membentuk potensi-potensi tersebut.

C.     Kemampuan Manusia
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social
1.      Manusia sebagai makhluk individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
2.      Manusia sebagai makhluk social
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
D.    Karakteristik Manusia sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.      Dorongan untuk makan
2.      Dorongan untuk mempertahankan diri
3.      Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1.      penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2.      penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas.
Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial. Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
·         Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
·         Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
·         Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
E.     Interaksi Sosial dan Sosialisasi
1.      Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
b.      Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
c.       Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
d.      Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
e.       Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

F.      Bentuk dan Pola Sosialisasi
1)      Bentuk-bentuk Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
2)      Pola-pola Sosialisasi
Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yang merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.
















BAB III
PENUTUP
Semua potensi tersebut merupakan suatu kesatuan utuh dan saling berhubungan dan melengkapi satu sama lainnya, tetapI potensi spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, sebab kedua potensi itulah manusia akan tahu kemana akan melangkah dan membuat keputusan yang diinginkan untuk ke depan. Potensi fisik hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih sempurna walaupun peranan potensi fisik juga tidak bisa diduakan.
KESIMPULAN
Dalam hal ini, ketiga potensi manusia yaitu, jasmani, rohani, dan akal sangatlah besar. Dimana ketika salah satu tidak sejalan maka akan ada ketimpangan atau bencana yang akan terjadi. Sebagai contoh ketika kita membuat suatu alat berteknologi tinggi. Kita sangatlah membutuhkan ketiga potensi tersebut. Jasmani kita butuhkan untuk mengopersikan pembuatan alat tersebut tetapi apabila tidak ada rohani dan akal maka hanya alat yang akan tak pernah tercipta sesuai dengan yang di harapkan bahkan tidak pernah terwujud.  Ketika kita membuat alat hanya dengan rohani maka niscaya hanya kekuatan aura yang ada tetapi tidak pernah juga terwujud. Ketika kita mebuat alat hanya dengan akal tanpa ada 2 faktor lainnya maka hanya keinginan dan angan-angan yang tercipta. Maka dari itu, betapa dasyatnya ketika kita menggali ketiga potensi kita. Dimana dunia akan damai dan tentram. Maha Besar Allah yang telah emberikan ketiga potensi kita ini.
SARAN
Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberi anugerah luar biasa, maka sebaiknya kita menggunakan anugerah tersebut dengan baik. Kita patut bersyukur karena kita diciptakan dalam keadaan sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lain. Maka tidak ada salahnya jika kita memanfaatkan dengan baik apa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://nurulhayat.org/2010/06/26/sempurnakan-potensi-agar-tak-dieksploitas/
http://deni-bluesea.blogspot.com/2010/06/potensi-hidup-manusia.html
http://darowi.wordpress.com/2010/02/28/potensi-rohani/ 
http://www.peutuah.com/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/
Read Moremanusia dan potensi

farida online

If I had my life to live over ....

Followers

FLAG COUNTER

free counters